Renungan Harian: Senin, 24 Maret 2025 - Cepat dan Lambat

Renungan Harian Senin, 24 Maret 2025 - Cepat dan Lambat
Senin, 24 Maret 2025

Cepat dan Lambat

Bacaan Alkitab: Yakobus 1:19-27

Ketika sebuah seminar internasional tentang kepemimpinan sedang berlangsung, dua orang peserta di bagian belakang ruangan berbisik-bisik. Beberapa peserta lainnya merasa terganggu, mulai menggerutu sambil melirik tak senang ke arah mereka. Lalu si pembicara berkata, “Maafkan saya. Saya lupa menjelaskan mengapa kedua orang di belakang sana bercakap-cakap. Salah satu dari mereka adalah penatua di sebuah gereja baru di Rumania. Ia datang ke sini untuk belajar tentang kepemimpinan gereja. Ia tidak berbahasa Inggris, sehingga seseorang menerjemahkan bahan ini kepadanya.” Tiba-tiba segalanya berubah. Para peserta menjadi tenang dan bersikap penuh pengertian.

Yakobus memperingatkan agar orang-orang percaya melakukan sesuatu dengan cepat, namun melakukan sesuatu yang lain dengan lambat. Cepatlah untuk mendengar. Terbukalah untuk memahaminya. Terimalah dengan lemah lembut (ay. 21). Telitilah dengan tekun, dan kemudian lakukanlah (ay. 25). Demikianlah sikap yang benar terhadap firman Tuhan, juga terhadap hal-hal baik lainnya. Namun sebaliknya, lambatlah untuk berkata-kata. Jangan lekas bereaksi sebelum mengerti sepenuhnya apa yang didengarkan. Belajarlah mengekang lidah (ay. 26). Itu akan menghindarkan kita dari amarah dan tindakan tak terpuji lainnya.

Dalam kehidupan yang penuh dengan kebisingan opini dan komentar, seringkali kita menemui orang-orang yang bersikap seolah-olah mereka mengetahui segalanya tanpa mendengar dengan seksama. Mereka berbicara tanpa refleksi, tanpa kesediaan untuk mendengar pandangan orang lain. Sikap ini seringkali menciptakan ketidakpahaman dan konflik yang dapat dihindari. Lebih dari sekadar pengetahuan, mendengar dengan hati membentuk sikap lemah lembut. Ini adalah sikap yang dapat meredakan ketegangan, menciptakan ruang bagi pengertian, dan membangun jembatan komunikasi. Sikap lemah lembut ini membawa kedamaian dalam setiap interaksi, karena kita tidak hanya mendengar untuk menanggapi, tetapi juga untuk memahami.


“Orang yang memiliki “pendengaran” yang baik akan menghasilkan “mulut” yang bijaksana”

0 Komentar