Renungan Harian: Senin, 17 Maret 2025 - Mengelola Emosi

Renungan Harian Senin, 17 Maret 2025 - Mengelola Emosi
Senin, 17 Maret 2025

Mengelola Emosi

Bacaan Alkitab: Bilangan 20:2-13

Seorang ayah menasihati putranya yang akan menempati jabatan baru sebagai manajer perusahaan: "Kalau sesuatu membuatmu hendak marah, ingatlah bahwa jika kau terpancing, maka hal itu sama dengan kau sedang menyalakan sumbu api di dalam hatimu. Matikan segera atau ia akan membakar dirimu sendiri."

Dijuluki sebagai seorang yang lembut hati dengan kemampuan memimpin suatu bangsa yang besar, salah satu hal yang menjadi kelemahan Musa sebagai pemimpin adalah ketidakmampuannya menguasai diri saat amarah menggoda. Berkali-kali amarahnya meledak kepada bangsa yang tegar tengkuk itu karena perbuatan mereka yang menyakiti hati Tuhan (ay. 11, Kel. 32:19). Marah adalah sifat yang wajar dan manusiawi, namun menjadi tak wajar jika amarah tersebut menang dan mengambil alih diri kita. Alih-alih menyelesaikan masalah, amarah yang berlebihan akan membawa kepada muara masalah yang baru. Bagi Musa, ketidakmampuannya mengendalikan amarah membuatnya tak lagi dapat memasuki tanah perjanjian (ay. 12).

Dalam kehidupan ini, kemarahan seringkali menjadi ombak yang menggulung hati dan pikiran kita. Namun, di tengah kekuatan emosi yang membara, terdapat kelembutan kasih Tuhan yang senantiasa siap menenteramkan hati yang panas oleh amarah. Alihkan pandangan dan benak kita kepada Tuhan, serahkan kendali sepenuhnya kepada-Nya. Dalam doa, mintalah agar kelembutan-Nya dapat meredakan bara kemarahan yang melanda. Memahami bahwa Tuhan memiliki kendali atas segala hal memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa setiap tantangan dapat diatasi.

Setiap kali godaan amarah hadir, mari kita tetap teguh dalam memandang kepada Tuhan. Pohonkan doa agar hati kita senantiasa terarah kepada-Nya. Dalam kelembutan kasih Tuhan, kita akan menemukan kekuatan untuk memadamkan nyala amarah, sehingga tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga melindungi orang-orang di sekitar kita.


“Kedewasaan iman akan menjauhkan kita dari amarah yang sia-sia”

0 Komentar