Atas Nama Keadilan
Bacaan Alkitab: Keluaran 2:11–15
Seorang pemuda melihat adiknya pulang dengan kondisi babak belur. “Aku dikeroyok!” kata adiknya. Pemuda itu pun segera mengejar anak-anak yang memukuli adiknya, kemudian menghajar mereka habis-habisan. “Ini demi keadilan!” katanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun kerap bersikap seperti pemuda di atas. Mengatasnamakan keadilan, kita bersikap reaktif terhadap segala sesuatu yang tidak kita sukai menggunakan cara dan pemikiran kita sendiri. Musa pun pernah bertindak demikian. Melihat orang Mesir memukul orang Ibrani, yang adalah kawan sebangsanya, atas nama keadilan, Musa langsung membunuhnya. Faktanya, formula keadilan versi manusia itu terbatas. Keesokan harinya, melihat dua orang Ibrani berkelahi, Musa tidak tahu siapa yang harus dibelanya. Tidak dapat Musa, atas nama keadilan, membunuh orang yang memukul temannya, karena ia juga adalah orang Ibrani. Beruntung, dalam usahanya menegakkan keadilan, Musa dengan rendah hati memberi dirinya dididik oleh Allah. Alih-alih bersikap reaktif, Musa akhirnya menjadi seorang yang berhati lembut, melebihi setiap manusia di muka bumi ini (Bil. 12:3).
Dalam menghadapi ketidakadilan dan konflik, kita seringkali merasa tergoda untuk menuntut balas, memendam dendam, atau bahkan membenci. Namun, Firman Tuhan mengajarkan kita jalan yang berbeda. Dalam Roma 12:19, kita diingatkan untuk menyerahkan segala perkara kepada Allah, mempercayakan keadilan-Nya yang sempurna. Itu berarti melepaskan keinginan untuk membalas dendam dengan kekuatan sendiri. Lebih jauh lagi, Markus 11:25 menekankan pentingnya pengampunan. Yesus mengajarkan bahwa ketika kita berdoa, kita harus memaafkan agar kita juga dapat menerima pengampunan dari Allah. Ini bukan hanya tindakan moral, tetapi juga sebuah sikap hati yang mencerminkan kasih dan kerendahan hati. Sebagai manusia yang menerima kasih dan pengampunan-Nya, kita dipanggil untuk mencerminkan sikap-Nya dalam berurusan dengan sesama. Sehingga, dalam keadilan-Nya yang tak ternilai, kita dapat menjadi saksi hidup akan kelembutan-Nya kepada dunia yang penuh dengan kekerasan dan kebencian.
“Firman Tuhan adalah pedoman yang tepat bagi setiap orang yang mau bertindak atas nama keadilan”
0 Komentar