Renungan Harian: Sabtu, 22 Maret 2025 - Tak Berpaling dari Yesus

Renungan Harian Sabtu, 22 Maret 2025 - Tak Berpaling dari Yesus
Sabtu, 22 Maret 2025

Tak Berpaling dari Yesus

Bacaan Alkitab: 1 Petrus 3:13-17

Seorang ibu dengan sukacita menyambut kedatangan teman lamanya bersama istrinya. Mereka sudah tak bertemu selama 48 tahun, tetapi masih menjalin komunikasi. Setelah melepas kangen dan mengobrol, sebuah pertanyaan mengejutkannya. “Apakah ibu tidak mau kembali pada keyakinan yang lama? Bukankah sekarang suami Anda sudah meninggal? Jadi tak ada lagi yang melarang,” ujar istri dari temannya. “Tidak mungkin saya kembali, sekarang saya sudah percaya kepada Yesus,” jawabnya mantap.

Bacaan firman hari ini menasihatkan agar kita siap sedia mempertanggungjawabkan iman kita. Sewaktu-waktu ada yang bertanya, atau bahkan mengajak kita berpaling dari Kristus, kita dapat menjawab dengan mantap. Itulah yang dilakukan oleh ibu dalam ilustrasi di atas. Pertanyaan dan ajakan untuk berpaling dari Kristus datang secara mendadak, dapat dijawab olehnya tanpa keraguan. Oleh karena itu, setiap hari kita perlu memantapkan diri dan mengokohkan iman kita kepada Kristus, dengan mengenal Dia semakin mendalam. Semakin banyak pengalaman pribadi kita bersama Tuhan, iman kita takkan mudah goyah, sekalipun ada banyak godaan untuk berpaling dari Kristus.

Dalam perjalanan iman, penting bagi kita untuk merenung tentang sejauh mana kita mengenal Kristus dan firman-Nya. Kadang kadang, pengalaman baru menjadi pemicu untuk semakin mantap mengikuti-Nya dan meyakini kebenaran yang terdapat dalam Alkitab. Momen-momen ini menjadi panggilan untuk memperdalam pengenalan kita akan-Nya, membawa kita lebih dekat kepada-Nya, dan menguatkan dasar iman kita. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah kita siap mempertanggungjawabkan iman kita? Sikap lemah lembut adalah kunci dalam menjalani panggilan ini. Bukan hanya sekadar bertahan dalam iman saat diuji, tetapi juga menjadi saluran dimana Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi saksi-Nya. Dalam situasi situasi sulit, sikap lemah lembut memungkinkan kita memberikan jawaban yang bijaksana dan penuh kasih kepada mereka yang belum percaya.


“Dengan lemah lembut, kita dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain, menjadi saksi hidup akan kuasa transformasi Kristus dalam kehidupan kita.”

0 Komentar