Kasih Itu Tidak Cemburu
Bacaan Alkitab:Galatia 5:21-26
Dua orang wanita bersahabat sejak kecil. Mereka berbagi segalanya—rahasia, mimpi, bahkan baju. Namun, saat keduanya masuk tempat kuliah yang sama, persahabatan mereka diuji. Salah satu dari mereka sejak awal, menonjol dengan bakatnya. Para dosen memuji suaranya yang merdu dan bahkan dilirik oleh sekolah musik di luar negeri. Sahabatnya di sisi lain, meski berbakat, belum mencicipi kesuksesan yang sama. Kecemburuan mulai merayap di hatinya. Ia merasa sedih ketika sahabatnya dipuji, iri ketika audisinya kalah, dan marah ketika teman-temannya lebih tertarik pada sahabatnya. Ia mulai menarik diri, dan bayangan cemburu menjauhkannya dari sahabatnya sendiri.
Kecemburuan telah merusak persahabatan mereka yang kuat dan penuh sukacita. Buah Roh yang seharusnya mewarnai interaksi mereka digantikan oleh kepahitan dan permusuhan.
Cemburu adalah hal yang buruk. Ayat firman Tuhan dalam Galatia 5:21 dengan jelas memaparkan perbedaan antara "perbuatan daging" dan "buah Roh." Salah satu contoh perbuatan daging, yaitu kedengkian sesungguhnya menggambarkan natur manusia berdosa dan melawan Tuhan. Sebaliknya, kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran adalah "buah Roh," manifestasi Roh Kudus yang berkarya dalam hidup orang percaya.
Hidup tanpa kecemburuan bukanlah hal yang mudah. Dunia sekitar kita seringkali memicu perbandingan dan persaingan. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk membunuh kecemburuan dengan kasih Allah.
Mari fokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Ketika hati kita berakar dalam kasih Kristus, kita akan menemukan kepuasan dan keamanan yang tidak bergantung pada pencapaian atau kesuksesan orang lain.
Ingatlah juga bahwa Tuhan memberkati setiap orang sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna. Bersyukurlah atas berkat yang Tuhan berikan kepada orang lain, karena pada akhirnya semua itu adalah untuk kemuliaan Tuhan. Biarkan kasih Kristus menjadi kekuatan yang membebaskan kita dari belenggu iri hati.
Semakin kita memusatkan perhatian pada diri dan keinginan kita sendiri, semakin sulit untuk memusatkan perhatian pada Allah
0 Komentar