Renungan Harian: Selasa, 11 Februari 2025 - Tidak Memandang Bulu

Renungan Harian Selasa, 11 Februari 2025 - Tidak Memandang Bulu
Selasa, 11 Februari 2025

Tidak Memandang Bulu

Bacaan Alkitab: Filemon 1:8-16

Seorang wanita tua dan miskin berjongkok di bawah terik matahari di pinggir pasar. Ia memohon belas kasihan dari para pejalan kaki. Wajahnya yang keriput dipenuhi keputusasaan, tangannya yang gemetar terulur berharap belas kasihan. Namun, kebanyakan orang hanya melewatinya dengan tatapan tak peduli, bahkan beberapa menutup hidung dan mempercepat langkah. Hanya seorang pemuda, berpakaian rapi dan berkulit bersih, yang berhenti dan mengulurkan tangannya, memberikan sepotong roti dengan senyum hangat. Mata wanita tua itu berkaca-kaca, bukan hanya karena roti yang ia terima, tetapi karena sentuhan kebaikan dan penerimaan tanpa prasangka.

Betapa mudahnya kita menilai dan menghakimi berdasarkan status, kondisi, atau bahkan kesalahan masa lalu seseorang. Kasih sejati, kasih yang mengikuti teladan Kristus, tidaklah memandang bulu, tidak terjebak dalam label dan prasangka.

Nas firman Tuhan hari ini menjadi gema lantang tentang kasih yang melampaui batas-batas sosial. Paulus menulis kepada Filemon, seorang majikan kaya, tentang Onesimus, budak Filemon yang pernah melarikan diri dan kini menjadi rekan seperjuangan Paulus dalam iman. Paulus bisa saja mendorong Filemon untuk menghukum Onesimus sesuai aturan saat itu, namun tidak. Ia memohon kepada Filemon untuk menerima Onesimus bukan lagi sebagai budak, melainkan sebagai saudara yang dikasihi dalam Kristus.

Kasih seharusnya tidak terbelenggu oleh status sosial atau pun kesalahan masa lalu. Kristus datang ke dunia bukan untuk orang yang saleh dan terhormat, melainkan untuk orang berdosa. Ia merangkul para pemungut cukai, pezinah, dan para pendosa, menawarkan pengampunan dan hidup baru. Kasih-Nya yang radikal itu meluluhkan sekat-sekat pemisah dan membuka pintu persekutuan bagi semua orang, tanpa terkecuali.

Kasih bukan sekadar kata-kata, melainkan tindakan nyata. Setiap orang layak menerima kasih dan respek, terlepas dari latar belakang mereka. Kasih Kristus memanggil kita untuk menjangkau mereka yang paling membutuhkan, siapa pun mereka.


Cinta tidak mengenal batas atau pun warna. Cinta itu sendirilah yang bersinar
- John A. Gardner -

0 Komentar