Renungan Harian: Sabtu, 18 Januari 2025 - Ada Saatnya untuk Diam

Renungan Harian Sabtu, 18 Januari 2025 - Ada Saatnya untuk Diam
Sabtu, 18 Januari 2025

Ada Saatnya untuk Diam

Bacaan Alkitab: Mazmur 37:7

Ludwig van Beethoven, salah satu komposer jenius dunia, diguncang oleh ketulian yang semakin parah di usianya yang semakin senja. Kegelisahan dan frustasi menggerogoti hatinya. Dia, yang sebelumnya mengantarkan musik ke puncak keagungan, kini terperangkap dalam sunyi. Namun, di sela kesunyian itu, muncullah karya-karyanya yang paling agung - Simfoni ke-5 dan ke-9. Beethoven belajar berdiam, untuk mendengar bisikan musik di kedalaman jiwanya, dan berdialog dengan Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan kita, bagaikan simponi yang dinamis. Ada saatnya untuk beraksi, bersuara, dan berdebar penuh semangat. Namun, di antara irama yang riuh itu, ada waktunya untuk diam, membuka ruang bagi hadirat Tuhan. Diam bukanlah pasif, melainkan aktif. Diam adalah introspeksi, merenungkan karya agung Tuhan dalam hidup kita, mengakui keterbatasan kita, dan membuka telinga hati untuk mendengar kehendak-Nya. Diam adalah doa, bukan sekadar rangkaian kata, melainkan percakapan hening dengan Tuhan, membiarkan kasih-Nya menenangkan kekalutan kita. Diam adalah penyerahan, meletakkan beban kekhawatiran dan ambisi, mempercayakan perjalanan kita kepada Tuhan yang setia.

Dalam hadirat Tuhan, kita menemukan perspektif baru. Kekacauan batin kita diredakan oleh semesta damai yang hanya Dia berikan. Kita belajar berserah, bukan pasrah. Kita belajar menunggu, bukan stagnan. Kita belajar bergerak, namun dengan langkah yang dipimpin oleh suara-Nya. Ada jeda dalam lagu, ada hening sebelum fajar, ada istirahat antara tarikan dan hembusan napas. Dalam jeda dan hening itulah, Tuhan menyempurnakan orkestrasi hidup kita. Dia menajamkan melodi iman kita, memperkuat harmoni hubungan kita, dan menambahkan crescendos kasih-Nya.

Jadi, saudara-saudaraku, ada waktunya untuk diam. Diamlah bukan karena kalah, tapi karena yakin Tuhan bekerja. Diamlah bukan karena takut, tapi karena percaya ada rencana besar di balik senyap. Diamlah bukan karena mati rasa, tapi karena sedang membuka hati pada keajaiban kasih-Nya.


“Berdiamlah dan biarkan Tuhan memandu simfoni hidupmu. Dan percayalah, Dia akan membawamu pada orkestrasi terindah yakni orkestrasi bagi kemuliaan-Nya melalui hidupmu”

0 Komentar