Renungan Harian: Jumat, 24 Januari 2025 - Telinga Orang Percaya

Renungan Harian Jumat, 24 Januari 2025 - Telinga Orang Percaya
Jumat, 24 Januari 2025

Telinga Orang Percaya

Bacaan Alkitab: Matius 13:1-9

Bunda Teresa, sosok kecil dengan cinta raksasa, pernah berkata, "Kita tidak dapat mengubah orang, tetapi kita dapat memberi mereka sesuatu untuk dipikirkan." Kata-katanya sederhana, namun sarat makna. Ia tidak hanya mendengarkan keluhan dan penderitaan, tetapi juga menanamkan benih harapan dan kebenaran di hati orang-orang yang tersesat. Dan semuanya berawal dari telinga yang senantiasa terbuka, telinga orang percaya. Alkitab mengingatkan kita, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Matius 13:9) Telinga orang percaya bukanlah sekadar organ pendengaran, melainkan gerbang menuju transformasi jiwa. Kita dipanggil untuk menjadi pendengar yang aktif, bukan sekadar penerima pasif. Mendengar firman Tuhan dengan hati yang terbuka, seperti tanah yang subur siap menerima benih kebenaran.

Yesus sendiri, Gembala Baik yang mengenal domba-dombaNya, berseru, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, Aku mengenal mereka dan mereka mengenal Aku." (Yohanes 10:27) Ya, hubungan kita dengan Kristus dibangun di atas fondasi komunikasi. Ia berbicara kepada kita melalui firman-Nya, melalui doa, dan bahkan melalui bisikan lembut Roh Kudus. Telinga yang peka akan menangkap suara Gembala, membimbing kita di jalan kebenaran dan keselamatan.

Namun, dunia ini penuh dengan kebisingan. Suara-suara lain, bising dan menggoda, berlomba-lomba merebut perhatian kita. Berita sekilas, media sosial yang penuh kepalsuan, dan bisikan keraguan diri, semuanya berusaha membungkam suara Gembala. Kita dihadapkan pada pilihan: setia kepada suara Tuhan, atau terseret arus dunia yang fana. Untuk menjadi pendengar yang cakap, kita perlu melatih telinga iman. Doa dan renungan adalah sarana untuk menyaring kegaduhan dunia dan mempertajam kepekaan kita terhadap suara Tuhan. Membaca firman Tuhan dengan tekun, merenungkan isinya, dan menerapkannya dalam kehidupan, membuat telinga kita terbiasa dengan nada kasih dan kebenaran-Nya. Ingatlah, Tuhan tidak memanggil orang yang sempurna, tetapi orang yang mau belajar mendengar dan bertumbuh. Ketidaksempurnaan kita tidak menjadi penghalang untuk menjadi telinga-Nya. Sebaliknya, kerendahan hati dan kerinduan untuk mengenal Dia justru membuka pintu bagi kepekaan iman.


“Semoga telinga Anda senantiasa menjadi saluran kemuliaan Tuhan, menyuarakan kasih-Nya dan membawa terang Kristus ke seluruh dunia”

0 Komentar