Renungan Harian: Jumat, 17 Januari 2025 - Bijak Mengatur Waktu

Renungan Harian Jumat, 17 Januari 2025 - Bijak Mengatur Waktu
Jumat, 17 Januari 2025

Bijak Mengatur Waktu

Bacaan Alkitab: Efesus 5:15-16

"Delapan jam untuk tidur, delapan jam untuk bekerja, delapan jam untuk bersenang-senang," begitu Napoleon Bonaparte membagi waktunya. Meskipun Napoleon dikenang sebagai sosok ambisius, pembagian waktunya ini menyiratkan pentingnya keseimbangan dalam hidup. Namun, sebagai umat Kristen, perspektif kita tentang waktu melebihi sekadar pembagian yang rapi.

Alkitab berkata, "Waktuku belum genap" (Yohanes 7:8). Yesus tidak terjebak pada urgensi duniawi, sebaliknya fokus pada kehendak Bapa. Kita pun dipanggil untuk hidup serupa, bukan dikendalikan oleh deadline atau kesibukan, melainkan oleh prioritas Kristus. Mengatur waktu bukan hanya demi efisiensi, tapi demi ketaatan. Efesus 5:15-16 mengingatkan, "Karena itu, hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada dengan cermat, sebab harinya adalah jahat." Waktu adalah anugerah Allah yang dipercayakan bagi kita. Membuang-buangkannya sama saja dengan menyepelekan Sang Pemberi.

Mengatur waktu dengan bijak berarti mengenali ritme Tuhan dalam hidup kita. Ada masa untuk bekerja keras seperti Paulus yang berkata, "Aku telah berlari sedemikian jauh" (2 Timotius 4:7). Ada juga masa untuk berdoa dan berdiam seperti Maria yang duduk dekat kaki Tuhan mendengarkan perkataan-Nya (Lukas 10:39). Mencari kehendak Allah dan mengiringi Roh Kudus akan menuntun kita pada keselarasan, bukan ketergesaan. Keseimbangan tidak berarti menghindari tantangan. Sebaliknya, kita dipanggil untuk menanggung salib kita setiap hari dan mengikuti Dia (Matius 16:24). Waktu diinvestasikan bukan hanya dalam devosi personal, tetapi juga dalam pelayanan dan membangun Kerajaan Allah. Mengasihi sesama, bersaksi kebenaran, dan ikut ambil bagian dalam pekerjaan Allah semuanya berharga di mata Tuhan.

Ingatlah penabur dalam perumpamaan Yesus. Mereka yang menabur benih di tanah yang baik menghasilkan buah berlimpah, sedangkan yang jatuh di pinggir jalan atau tanah berbatu tidak menghasilkan apa-apa (Matius 13:1-9). Mengatur waktu bukanlah sekadar menjejalkan aktivitas, tetapi memilih benih yang tepat dan menebarnya di tanah yang siap berbuah. Hidup berbuah maksimal di bumi ini bukanlah tentang kecepatan, melainkan tentang kesetiaan.


"Waktu berharga, bukan karena kecepatannya, melainkan karena buah yang dihasilkannya."

0 Komentar