Praktek Kasih Keseharian
Bacaan Alkitab: Roma 12:9-16
Seorang anak remaja mengeluh kepada pembimbingnya, karena dia mulai bosan dengan khotbah di ibadah remaja, selalu hanya berbicara tentang kasih, kasih dan kasih. Dia mau ada khotbah yang lebih menarik. Karena kebosanannya, dia sudah tidak tertarik untuk mendengarkan tentang kasih. Pembimbingnya kemudian bertanya kepadanya dua pertanyaan: apakah kamu sudah merasakan kasih Kristus? Dan, apakah kamu sudah menghidupi kasih itu dalam keseharianmu? Anak remaja itu tidak menjawabnya dan hanya berlalu begitu saja.
Nasihat tentang kasih dari Paulus kepada jemaat di Roma sangatlah praktis, langsung berkaitan dengan apa yang harus mereka lakukan untuk menyatakan kasih itu dalam keseharian. “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (ay. 9-10). Ini memberikan pedoman tentang bagaimana jemaat di Roma mendapat pedoman yang sederhana dan penuh kasih. Kasih harus dinyatakan dengan apa adanya tidak ada kepura-puraan, dan senantiasa dinyatakan kepada sesama, termasuk saling menghargai dan memberi hormat antara satu dengan yang lain.
Ketika merayakan Natal, kita mengingat kelahiran Kristus yang sederhana di palungan dan cara-Nya yang sederhana dalam pelayanan-Nya. Kesederhanaan dapat tercermin dalam kasih yang tulus, ketaatan dalam pelayanan, dan ketulusan dalam persekutuan. Kasih itu harus dipraktekkan, karena demikian pula kasih yang kita terima dari Tuhan Yesus.
Marilah kita merenungkan bagaimana kita dapat memaknai Natal dengan bersikap tulus, penuh kasih, dan rendah hati dalam pelayanan kepada sesama. Dengan mempraktikkan kesederhanaan dan keterbukaan hati, kita dapat membuat perbedaan dalam hidup orang di sekitar kita, mencerminkan kasih Kristus yang datang ke dunia dengan sederhana.
“Melalui kerendahan hati dan penuh kasih, kita dapat merayakan Natal sebagai waktu yang penuh berkat dan kehadiran Tuhan yang selalu menyertai kita”
0 Komentar