Renungan Harian: Jumat, 03 Januari 2025 - Lambat Untuk Marah

Renungan Harian: Jumat, 03 Januari 2025 - Lambat Untuk Marah
Jumat, 03 Januari 2025

Lambat Untuk Marah

Bacaan Alkitab: Yakobus 1:19-20

Suatu hari, seorang pria sedang mengendarai mobilnya di jalan raya. Hari itu cuaca sangat panas, dan kemacetan lalu lintas membuat pria itu kesal. Dia melihat mobil di depannya melaju lambat, dan dia mulai membunyikan klaksonnya. Dia juga mulai memaki-maki pengendara mobil di depannya. Pria itu kesal karena dia merasa bahwa dia tidak bisa mengendalikan situasi. Dia merasa bahwa dia harus berbuat sesuatu untuk menyelesaikan masalah itu. Namun, kemarahannya justru membuat situasi menjadi lebih buruk. Kemarahannya membuat dia sulit berpikir jernih, dan dia membuat keputusan yang tidak rasional. Dalam situasi seperti itu, penting untuk belajar untuk lambat untuk marah. Kemarahan adalah emosi yang normal, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, kemarahan dapat merusak hubungan kita dengan orang lain dan bahkan diri kita sendiri.

Namun, Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi emosi ini. Pertama, kita diajak untuk "cepat mendengar." Artinya, kita perlu mendengarkan lebih banyak daripada berbicara. Ini mengingatkan kita untuk menerima dan memahami situasi sebelum kita bereaksi. Kedua, kita diminta untuk "lambat berbicara." Ini menunjukkan pentingnya memilih kata-kata dengan hati-hati. Ketika kita berbicara dengan cepat tanpa pemikiran, kita bisa menyakiti orang lain atau membuat situasi semakin buruk. Ketenangan dalam berbicara adalah tanda dari pengendalian diri yang kuat. Kemudian, Yakobus mengingatkan kita untuk "lambat marah." Ini adalah hikmah besar. Kemarahan yang impulsif hanya akan membuat situasi semakin buruk dan merusak hubungan dengan orang lain. Ketika kita belajar untuk mengendalikan kemarahan, kita menunjukkan karakter Kristus yang penuh kasih.

Dalam hidup ini, kita sering dihadapkan pada situasi-situasi yang menguji kesabaran dan kemampuan kita untuk mengendalikan amarah. Namun, dengan mengikuti ajaran Alkitab dan menjadi "lambat untuk marah," kita dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan sesama dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.


“Cepat untuk marah hanya menghancurkan kedamaian dalam diri kita sendiri. Penguasaan diri membangun kedamaian."

0 Komentar