Sikap Bijaksana yang Mendatangkan Sukacita
Bacaan Alkitab: Amsal 10:1-5
Suatu sore di ruang tamu keluarga, terdengar suara dari seorang anak yang berteriak kencang pada orang tuanya: “Aku tidak mau belajar dan membantu Ibu! Aku harus pergi bermain bersama teman-teman karena itu lebih penting bagiku!” Lalu sang anak pergi begitu saja meninggalkan orang tuanya. Anak ini mengabaikan nasihat dan permintaan orang tuanya, memilih untuk melakukan keinginannya sendiri tanpa memikirkan konsekuensinya. Ketika anak tersebut pulang ke rumah, ia menemukan ibunya sedang menangis karena kelelahan, rasa kecewa dan sakit yang meliputi hatinya. Tanpa disadari, sikap anak tersebut telah membawa kesedihan mendalam bagi sang Ibu.
Bacaan kita hari ini yang merupakan bagian dari kumpulan Amsal Salomo, mengajarkan pada kita cara hidup orang berhikmat dan cara hidup orang bebal. Pengajaran Salomo ini diawali dari dalam lingkup keluarga, sebagaimana yang tertulis dalam ayat 1: “Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.” Untuk menjadi anak yang bijaksana, diperlukan: (1) Hidup dalam takut akan Tuhan; (2) Mau mendengar, memperhatikan dan menerima didikan yang baik dan benar seturut kebenaran firman Tuhan; (3) Menghormati orang tua, mau terus belajar dan berkarya serta mengembangkan talenta yang Tuhan berikan.
Untuk itu, diperlukan kerja sama yang baik di antara anak-anak dan orang tua yang bijaksana di tengah keluarga. Orang tua harus menanamkan sikap takut akan Tuhan karena ini merupakan fondasi dasar yang sangat penting dan terutama untuk mendidik dan memperlengkapi anak-anak sehingga menjadi anak yang bijak. Jadilah anak2 dan orang tua yang bijaksana. Dengan demikian, anak dapat mendatangkan sukacita bagi orang tuanya.
Orang bijaksana mendatangkan sukacita dan damai dalam keluarga
0 Komentar