Renungan Harian: Rabu, 18 September 2024 - Tulus Hati

Renungan Harian Rabu, 18 September 2024 - Tulus Hati
Rabu, 18 September 2024

Tulus Hati

Bacaan Alkitab: Matius 1:18-25

Mr Ng Chai Lai adalah seorang pria yang sudah menjalin kasih dengan Ms Chua Bee Leng. Mr Ng Chai Lai sungguh-sungguh membuktikan ketulusan cintanya dengan melakukan sebuah pengorbanan. Ia mendonorkan satu ginjalnya untuk Ms Chua. Ms Chua mengalami gagal ginjal karena penyakit autoimun yang dideritanya. Dia butuh donor ginjal segera. Namun, sayang tak ada satu pun anggota keluarganya yang bisa jadi donornya. Mengetahui hal itu, Mr Ng Chai Lai kemudian menawarkan diri untuk mendonorkan ginjalnya. "Tadinya kukira ia bercanda. Aku sudah menyerah bisa menerima donor ginjal karena tak ada anggota keluargaku yang cocok. Tapi siapa sangka kalau seorang kekasih bisa melakukannya,". Karena kebaikan hati dan ketulusan kasih dari Mr Ng Chai Lai, akhirnya proses transplantasi ginjal itu dilakukan.

Pengertian “tulus” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah “sungguh dan bersih hati” atau “benar-benar keluar dari hati yang jujur”. Tulus juga diartikan sebagai sikap jujur, tidak berpura-pura, tidak serong, ikhlas.

Yusuf adalah seorang yang mempunyai karakter mengagumkan. Ia telah bertunangan dengan Maria dan hal ini mengikatnya menuju pernikahan. Namun sesuatu di luar harapannya terjadi: Maria hamil. Pada awalnya, Yusuf tidak tahu bahwa kehamilan yang dialami Maria adalah dari Roh Kudus. Namun saat Yusuf mengetahui Maria hamil, ia memperlihatkan belas kasihan yang luar biasa. Ia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum meskipun hatinya sakit karena berpikir ia telah dikhianati. Yusuf bermaksud menceraikan istrinya diam-diam. Penulis Matius menyebut Yusuf sebagai orang yang “Tulus hati” atau “benar”. Meskipun saat itu Yusuf menganggap Maria sudah memperlakukannya tidak baik, ia tetap akan memperlakukan Maria dengan baik.

Komitmen hidup kudus di hadapan Allah menuntut kita untuk mengutamakan kehendak-Nya dalam hidup ini. Dan salah satu kehendak-Nya bagi kita ialah hidup dengan tulus hati. Kebenaran yang kita pegang, kebaikan yang kita tunjukkan harus didasari dengan ketulusan hati, bukan saja dalam situasi yang mendukung namun juga tetap dinyatakan dalam situasi dan kondisi yang sulit atau bahkan merugikan/membahayakan jiwa kita. Marilah lakukan kebaikan dan belas kasihan bagi orang lain di dalam segala situasi dan kondisi apapun.


Ketulusan hati mendorong kita untuk taat dan mengutamakan kehendak-Nya

0 Komentar