Mengenakan Yang Baru
Bacaan Alkitab: Kolose 3:9-10
Ada tipe orang yang senang menggunakan pakaian lama, khususnya ketika di rumah. Dianggap lama, baik kaos atau baju yang dipakai itu, karena sudah terlihat tidak layak pakai, warnanya sudah kusam dan sudah sobek di beberapa bagian. akan tetapi, bagi beberapa orang senang mereka senang mengenakannya. Padahal dia punya baju yang lebih bagus dan mungkin masih baru, tetapi dia lebih senang menggunakan baju yang lama. Tetapi, ini berbicara tentang kenyamanan dan kebiasaan seseorang, jadi bukanlah hal yang salah. Akan tetapi, hal yang ideal adalah jikalau sudah memiliki yang baru, harusnya bisa menggantikan yang lama.
Hal inilah yang ditekankan oleh Rasul Paulus untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Apa yang lama harus dilepaskan, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya, benar-benar hidup di dalam kehidupan yang baru di dalam dan bersama dengan Kristus. Ada beberapa hal yang menjadi praktek dari kehidupan manusia bari itu, di mana Rasul Paulus dengan tegas mengingatkan kita untuk tidak berdusta satu sama lain. Ini bukan hanya aturan etika, tetapi juga indikator dari transformasi yang terjadi dalam hidup orang percaya. Meninggalkan kebiasaan lama, termasuk kebohongan, adalah bukti dari perubahan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Hidup dalam Kristus membawa perubahan yang radikal. Ini bukan hanya perubahan perilaku, tetapi juga perubahan karakter dan identitas. Manusia baru ini diperbaharui pengetahuannya, menciptakan citra yang mencerminkan Allah yang menciptakannya. Betapa besarnya karunia transformasi yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Di dalam kasih dan kuasa-Nya, Tuhan akan terus memperbaharui kehidupan kita, untuk sentiasa menyatakan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan komitmen dan konsistensi kita harus diawali dengan ketaatan untuk “menanggalkan” manusia lama serta kelakuannya, dan hidup dalam pimpinan Roh sebagai manusia baru.
“Mari kita terus mengenakan manusia baru, hidup dalam kejujuran,
dan menyinari dunia dengan citra Allah yang telah “menciptakan kita
kembali.”
0 Komentar