Balasan Yang Elegan
Bacaan Alkitab: 1 Petrus 3:9-12
Suatu ketika di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, terdapat seorang pegawai rendahan yang kehausan lalu ia mencari air untuk minum. Akhirnya, ia menemukan air dingin dan segera ia minum. Namun tak disangka, seorang insinyur Amerika tiba-tiba datang dan melarangnya dengan teriakan, “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan! Air ini hanya khusus untuk insinyur!” Pegawai rendahan yang hanya lulusan sekolah dasar itu lalu pergi sambil menahan haus namun teriakan itu selalu terngiang di kepalanya.
Setelah kejadian itu, pegawai tadi bekerja keras dengan lebih giat lagi di siang hari dan sekolah di malam hari hingga lulus SMA. Perusahaan pun memberikannya kesempatan dengan mengirimnya ke Amerika untuk berkuliah dan ia berhasil menjadi insinyur teknik, bahkan memperoleh master di bidang geologi. Kemudian, ia kembali ke Arab Saudi untuk bekerja dan akhirnya bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Karirnya pun melesat terus dan ia menjadi seorang direktur. Suatu hari insinyur yang pernah menghinanya menemuinya untuk meminta maaf dan jawaban yang ia peroleh adalah, “Aku justru berterimakasih karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu tapi kamulah penyebab kesuksesanku sekarang.” Ditangannya, perusahaan berkembang menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia. Ia bahkan menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral. Ia adalah Ali bin Ibrahim Al-Naimi.
Kisah hidup Ali mengingatkan setiap kita akan pesan yang disampaikan Tuhan kepada jemaat-Nya melalui rasul Pertus dalam bacaan firman Tuhan kita hari ini. Di tengah kehidupan dunia yang penuh dengan konflik dan ketidakpastian, Pertus mengingatkan jemaat Tuhan untuk tetap berusaha menjadi seorang pembawa damai. Salah satu cara untuk menjadi pembawa damai adalah tidak mudah tersulut emosi untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, bahkan juga mampu mengendalikan kata-kata yang digunakannya. Artinya, ia tidak membiarkan kata-kata jahat keluar dari mulutnya hingga bisa menyakiti orang lain.
Sebaliknya, Tuhan menginginkan setiap kita untuk menjauhkan diri dari yang jahat dan berusaha untuk melakukan apa yang baik menurut pandangan Tuhan, sehingga tercipta suatu kehidupan yang penuh dengan damai. Dengan demikian, hidup kita dapat berdampak secara nyata bagi orang lain melalui cara hidup kita yang mencari damai dan membantu menciptakan suasana yang tenang serta harmonis di sekitar kita. Mari, setiap kita berusaha untuk menjadi pembawa damai, menjaga lidah dan bibir dari perkataan yang jahat, berbuat yang baik, dan mencari serta mengejar damai, sehingga kita dapat hidup dalam kedamaian dan menjadi berkat bagi orang lain.
Tunjukkan kasih Tuhan sebagai kesaksian kepada orang-orang yang sudah menyakiti kita hingga mereka bisa mengenal kasih Allah yang sejati melalui kesaksian hidup kita
0 Komentar