Jumat, 26 Mei 2023
Tempayan Yang Bocor
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 12:1-9
Seorang ibu mengambil air dari sumber mata air yang jaraknya agak jauh dari rumahnya. Ia memikul dua tempayan di pundak dengan menggunakan sebatang bambu, setiap hari, selama bertahun-tahun. Suatu ketika, salah satu tempayannya retak. Ketika sampai di rumah setelah mengambil air, tempayan retak tersebut hanya menyisakan separuh saja air. Demikianlah berlangsung selama dua tahun. Tempayan yang utuh merasa bangga dengan pencapaiannya, sebaliknya tempayan yang retak merasa malu dan gagal karena tidak dapat memuaskan tuannya. Ia meratap karena hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.
Mengetahui perasaan tempayan retak, dengan lembut si ibu menjawab, “ Tidakkah engkau melihat bunga beraneka warna di sepanjang jalan yang kita lalui? Aku mengetahui kekuranganmu. Jadi, aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap kali perjalanan pulang, engkau menyiraminya. Selama dua tahun ini aku bisa memetik bunga-bunga yang cantik itu untuk menghias meja. Rumah kita menjadi asri dan harum karena ada bunga-bunga itu.”
Tempayan retak menjadi berseri kembali. Kekurangannya bisa menjadi sesuatu yang lebih ketika berada di tangan orang yang bijak.
Betapa indahnya bila setiap orang dapat menerima keberadaan dirinya sendiri dan orang lain apa adanya. Kita belajar mensyukuri kekurangan yang ada karena justru dalam kekurangan itulah kuasa Tuhan menjadi nyata. Di dalam keretakan & kekurangan itulah kita belajar untuk mempercayakan diri kepada Allah dan melakukan yang terbaik yang kita bisa.
Cukuplah kasih karunia Tuhan bagimu.
Dalam kelemahanmu, kuasa-Ku menjadi nyata
0 Komentar