Rabu, 23 Maret 2022
Iman Sebesar Biji Sesawi
Bacaan Alkitab: Lukas 17:3-6
Benih sesawi hanya satu milimeter saja panjangnya. Tetapi, ketika ditaburkan, dia akan menjadi pohon sesawi yang tingginya bisa mencapai 3 meter. Dari 1 milimeter mencapai 3.000 mm. Perubahannya mencapai 3.000 kali lipat. Itu baru tajuknya, belum lagi sistem perakaran yang ada di dalam tanah. Benih sesawi itu kecil. Namun, dari sesuatu yang kecil itu bisa berubah bisa menjadi tumbuhan besar. Yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan biji sesawi bukanlah sawi, atau sayuran yang kita kenal di Indonesia. Tumbuhan sesawi merupakan tumbuhan keras yang besar. Tak hanya itu, yang juga menarik, benih sesawi itu tak hanya menjadi besar, tetapi cabang-cabangnya sedemikian rindang sehingga menjadi rumah bagi burung-burung di udara. Pohon sesawi itu malah menjadi sebuah ekosistem tersendiri, di mana burung-burung berkembang biak di situ. Tak hanya menjadi besar, tetapi lebih dari itu, menjadi berkat.
Saat Yesus mengajar agar setiap orang percaya wajib mengampuni sesamanya, hal ini ditanggapi oleh para murid dengan meminta agar Tuhan menambahkan atau menguatkan iman mereka (ay.5) agar dapat melakukan tugas tersebut. Namun, Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa yang penting bukan besar-kecilnya iman, melainkan bagaimana iman itu dikerjakan. Maka rintangan sebesar apapun akan teratasi. Yesus berkata bahwa jika memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka dapat memindahkan gunung. Iman itu juga yang membuat mereka dapat melakukan tugas mengampuni. Itulah buah dari iman.
Mungkin kita sering berpikir bahwa kita tidak memiliki iman yang cukup besar untuk melakukan hal-hal yang sepertinya sulit apalagi “Spektakuler.” Namun sesungguhnya bukan masalah kecil-besarnya iman yang penting. Tetapi, adakah iman itu di dalam diri kita (meskipun kecil). Karena orang yang beriman akan melakukan kehendak Allah dan Ia dapat bekerja meskipun hanya ada iman yang kecil—sebesar biji sesawi.
Jika dengan iman sebesar biji sesawi saja kita dapat memindahkan gunung,
maka bukan hal yang mustahil pula bagi kita
untuk dapat mengampuni orang lain
0 Komentar