Selama 30 tahun Yacouba Sawadogo menghijaukan gurun gersang di Afrika Barat. Banyak peneliti nasional dan internasional didatangkan untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi tidak banyak membantu. Akhirnya, Yacouba memutuskan menghidupkan kembali teknik pertanian Afrika kuno, yaitu Zaï, dan seorang diri menghijaukan gurun. Bukannya disambut baik, ia malah diejek dan ditertawakan.
Caranya sederhana dan murah. Ia menggali lubang-lubang kecil dengan sekop, diisi kompos, lalu ditanam bibit pohon, milet dan sorgum. Orang yang mencibirnya akhirnya menyadari bahwa Yacouba jenius. Ia berhasil mengubah daerah gersang menjadi hutan seluas 30 hektar dengan 60 jenis pohon. Metodenya dibagikan kepada siapa saja yang ingin belajar. Ia beranggapan bahwa orang yang hanya tinggal di sudut sempit dirinya sendiri, seluruh pengetahuannya tidak akan berguna. Pada 2010 Mark Dodd membuat film dokumenter berdasarkan cerita Yacouba, The Man Who Stopped the Desert. Film ini menggarisbawahi bahwa yang bisa memecahkan masalah orang Afrika adalah mereka sendiri.
Ketika manusia pertama kali ditempatkan di taman Eden, mereka diberi tanggung jawab mengusahakan dan memeliharanya. Penghargaan Tuhan itu hendaknya memotivasi kita agar bertanggung jawab dan bijaksana dalam mengelola karya ciptaan-Nya. Selalu mempertimbangkan dampak lingkungan, meminimalkan kerusakannya, tidak menyebabkan polusi dan mengeksploitasi sumber daya alam. Bumi adalah milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita untuk dilestarikan.
Bumi adalah titipan Tuhan untuk diusahakan dan dipelihara
0 Komentar