SENIN, 2 NOVEMBER 2020
KASIH DI TENGAH KEMAJEMUKAN
Bacaan Alkitab : Kolose 3:12-17
Apakah Anda bersyukur menjadi orang Indonesia, tinggal di negeri yang subur, dengan pemandangan alam yang indah dan masyarakat yang ramah? Kita lahir dan hidup di tengah bangsa yang majemuk—berbeda suku, latar belakang, bahkan agama—atau, dengan kata yang sering kita dengar, bhinneka. Kemajemukan itu anugerah dari Sang Ilahi.
Namun terkadang, kemajemukan dan perbedaan menjadi sumber konflik. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman. Kegagalan kita memahami orang lain—budaya, kebiasaan, pemikiran, dan pilihan hidup mereka—sering menimbulkan kecurigaan dan praduga yang berujung pada konflik. Sebaliknya, karena kesalahpahaman orang lain, kita juga bisa menjadi sasaran kebencian dan permusuhan mereka. Bagaimana kita menyikapi masalah ini?
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk membawa damai, seperti dikatakan Roma 12:18, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Ya, Allah menghendaki kita menjadi pembawa damai, bukan pembuat onar, apalagi penyebab konflik. Di bagian lain, Rasul Paulus berpesan agar kita selalu mengenakan “belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran” (Kolose 3:12). Kita juga diperintahkan untuk sabar dan penuh pengampunan, bahkan menjauhi rasa dendam terhadap orang yang memusuhi kita, karena “sama seperti Tuhan telah mengampuni” kita, kita pun harus mengampuni mereka (Kolose 3:13).
Mudahkah melakukan semua itu? Tentu tidak, jika kita tidak mempunyai pedoman. Karena itu, Paulus menyodorkan kasih sebagai pedoman yang kita butuhkan: “Di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (Kolose 3:14). Kasih Tuhan memampukan kita mengampuni, menerima perbedaan, memahami mereka yang tidak sejalan dengan kita, dan menjadi pembawa damai di mana pun kita berada.
Toleransi merupakan perwujudan dari kasih
0 Komentar