John Piper dalam buku Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita! menuliskan bahwa doa punya peran yang menakjubkan dalam tujuan Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa. Doa itu bukan sekadar permohonan biasa, melainkan permohonan dengan pengertian yang lebih luas seperti yang digambarkan oleh pemazmur.
Mazmur 67, misalnya, menekankan dua hal penting. Pertama, kekaguman pemazmur terhadap anugerah Tuhan melalui berkat keselamatan yang membuktikan jalan-jalan dan kemuliaan-Nya (ay. 2-4). Kedua, kerinduan pemazmur supaya nama-Nya dikenal di seluruh bumi sehingga bangsa-bangsa datang menyembah Tuhan dengan hormat (ay. 5-7). Berkat Tuhan mendorong si pemazmur memberitakan nama dan perbuatan Tuhan yang besar kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal Dia. Mazmur ini dikenal sebagai mazmur misionaris (bdk. Kej. 12:2-3 dan Kis. 28:28) dan Doa Bapa Kami versi Perjanjian Lama. Mazmur ini biasanya dinyanyikan sebagai doksologi pada Hari Raya Pentakosta ketika umat merayakan panen buah sulung musim panas. Panen itu menjadi simbol panen rohani dari tiap suku bangsa bagi kemuliaan nama Tuhan (lih. Kis. 2:1-47).
Kekaguman dan rasa syukur yang besar akan berkat Allah yang tidak bersyarat ini telah menggugah pemazmur untuk berdoa - sebuah doa yang mengingatkan bahwa tujuan Tuhan memberkati adalah agar melaluinya kita menjadi berkat bagi orang lain. Kiranya kehidupan kita pun menjadi jawaban atas doa pemazmur ini.
Ucapan Syukur Atas Berkat Allah
Semestinya Dilakukan Oleh Setiap Hati Yang Terkagum Pada-Nya
0 Komentar