Ada pepatah yang mengatakan "Rumput tetangga selalu lebih hijau". Pepatah ini memiliki arti apa yang dimiliki oleh orang lain selalu terlihat lebih baik dan menarik dari apa yang kita punyai sehingga sulit untuk bersyukur atas apa yang dimiliki. Namun ada pula kelanjutan pepatah tersebut: "Tetapi rumputnya palsu." Artinya, apa yang nampaknya lebih baik, ternyata belum tentu sungguh-sungguh baik karena palsu adanya. Seperti itulah kebahagiaan yang dimiliki orang fasik.
Mazmur 37 diawali dengan sebuah nasihat untuk tidak marah pun sakit hati terhadap orang yang nampaknya sukses, namun hasil dari perbuatan jahat misalnya kecurangan yang dilakukannya. Mereka memang terlihat lebih berhasil, terlihat lebih bahagia, namun sesungguhnya hidup mereka semu adanya. Mengapa? Karena hidup mereka ada di luar Tuhan. Ia tidak berkenan atas apa yang mereka lakukan. Sebaliknya, Tuhan menjanjikan hidup yang bahagia sejati, yaitu tatkala seseorang menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Seorang percaya akan merasakan bahagia dalam hidupnya karena merasakan bagaimana Tuhan bertindak untuk memberikan pertolongan, bahkan dengan cara yang mungkin tidak pernah terbayangkan. Tuhan memberikan janji bahwa ketika seseorang menyerahkan hidupnya kepada-Nya maka Ia yang akan bekerja dalam hidup orang tersebut. Bukankah ini yang seharusnya membuat orang percaya bersyukur kepada Tuhan atas apa yang terjadi di dalam hidupnya? Sudahkah kita belajar menyerahkan diri pada Tuhan dan bersyukur selalu atas karya-Nya dalam hidup kita? Masihkah kita sibuk membanding-bandingkan bahkan merasa iri dengan berkat yang dipunyai orang lain? Biarlah kita belajar bersyukur dan merasakan indahnya pekerjaan Tuhan dalam hidup kita.
Janji yang tidak mengecewakan hanya berasal dari Tuhan
-Tim Kerohanian-
0 Komentar